SEJARAH WATU CENIK dan LANDASAN GANTOLE PERTAMA di WONOGIRI

Watu Cenik, Puncak Bukit Prampelan, Desa Sendang, Wonogiri
WATU CENIK berada di Puncak Bukit Prampelan, Dusun Prampelan, Desa Sendang, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. WATU CENIK sekarang menjadi salah satu primadona kawasan rekreasi gres nan keren di Wonogiri.

Tapi tahukah kamu? Selain menyajikan pemandangan bentang alam Waduk Gajah Mungkur yang memesona, obyek wisata WATU CENIK ternyata menyimpan kisah dan sejarah menarik.

WATU CENIK merupakan sebongkah watu (watu) yang bertengger sendirian (nyenik) di atas puncak Bukit Prampelan dengan ketinggian sekitar 300 meter dari permukaan laut (dpl). Tidak jauh dari WATU CENIK terdapat sebuah makam dan petilasan Poncobowo, leluhur desa setempat.Di sekitar petilasan itu banyak terdapat pohon rindang sehingga biasa dijadikan kawasan bersantai dan berteduh.

Tonton videonya : Video Watu Cenik Dari Udara

Bulan Juli lalu, warga setempat membangun sebuah goresan pena "Watu Cenik" sempurna di depan sebongkah watu yang disebut WATU CENIK itu, meskipun beberapa pihak menyayangkan penempatan goresan pena yang justru menutupi bongkahan batunya. Mereka juga membangun jalan undak-undakan dari peluncuran (launching ramp) gantole lama hingga WATU CENIK. Warga ingin membangkitkan sebuah ikon wisata gres di desanya.

Launching Ramp gantole lama di Watu Cenik, Puncak Bukit Prampelan, Sendang, Wonogiri
Puncak Bukit Prampelan merupakan launching ramp gantole yang pertama di Kabupaten Wonogiri. Saya pernah berbincang dengan Mbah Giyono, seorang warga Desa Sendang. Dia menuturkan, gantole masuk Wonogiri pertama kali sekitar tahun 1976. Saat itu, waduk gres akan dibangun, sehingga lokasi waduk ketika itu masih berupa persawahan.

Para atlet gantole dibantu warga kemudian membangun landasan peluncuran (launching ramp) di puncak Bukit Prampelan. Landasan tersebut masih terbuat dari kayu dan pribadi digunakan untuk meluncurkan gantole.

Baca juga : Asal-usul Gantole Bukit Joglo Wonogiri

Launching ramp gantole di Bukit Prampelan bertahan hingga sekitar tahun 1985. Pasalnya setelah itu para atlet dan warga menemukan lokasi yang lebih tinggi, adalah Bukit Joglo di desa setempat. Sejak ketika itu, gantole lebih sering meluncur dari Bukit Joglo, sedangkan Bukit Prampelan menjadi kawasan rekeasi yang menyajikan pesona bentang alam Waduk Gajahmungkur nan megah.

Komentar